Ini adalah yang menjadi salah satu impian saya
kelak. Saya ingin mendirikan sebuah organisasi yang mungkin terdengar unik dan
sedikit asing untuk para pembaca sekalian.Jika saya ada kesempatan saya akan
membuat Organisasi Fashion Vintage. Mengapa saya ingin mendirikan
organisasi ini jawabannya adalah karena saya sangat menyukai dunia fashion ,
dan saya juga sangat tertarik dengan model fashion vintage yang lagi trend
dijaman ini hehehe . Disini saya akan menjelaskan atau memberitahukan beberapa
informasi singkat sejarah Fashion Indonesia .
Sebenarnya, apa sih yang dinamakan vintage?
Apa benar keberadaan katanya hanya melulu bisa dikaitkan dengan dunia fashion?
Sebenarnya sih nggak juga, karena menurut Kamus Oxford, kata "vintage"
itu bisa berarti "old and of very high quality". Bila ditarik
garis pengertian secara global, "vintage" bisa dimaknai sebagai
barang-barang yang diproduksi di masa kini, tapi memiliki model klasik dan
antik, yang mengingatkan kita pada barang-barang yang berasal dari dekade '20
hingga '30-an.
Karena itu, kata "vintage" sebenarnya sudah merambah hampir untuk
seluruh aspek kehidupan. Jadi jangan heran bila kemudian muncul sebutan "vintage
guitar" untuk gitar yang mengingatkan kita pada gitar pertama yang
dipakai mendiang Jimi Hendrix, "vintage VW pada volkswagen zaman
'baheula', sampai pada "vintage railroad" untuk rel kereta api
jaman Belanda.
Pada perkembangannya, pemaknaan vintage sendiri lebih akrab bila dikaitkan
dengan dunia fashion. Hal ini tidak lain dari perkembangan fashion itu sendiri,
yang menampakkan ciri khas dan spesifikasi sangat kental sejak tahun '20-an.
Berbekal oleh keingintahuan ini, minggu ini SmartShop CyberShopping mengajak
Anda mendedah kilas balik perkembangan fashion dari dekade 30-an, untuk
menelusuri jejak sejarah vintage itu sendiri. Tidak ada salahnya kan mengisi
pengetahuan Anda tentang produk-produk klasik yang antik dan tak pernah mati
ini?
Vintage pada Fashion
Bila ingin bicara tentang fenomena vintage pada
fashion, mau tak mau kita harus menelusuri jejak sejarah fashion mulai
dari--katakanlah--dekade '30-an. Sebagai negara yang dianggap sebagai salah
satu baromoter fashion dunia, mau tahu seperti apa cara berpakaian masyarakat
Amerika dari era 30-an?
--1930--
Kolapsnya pasar modal pada 1929, membagi warga Amerika menjadi kalangan
"haves" dan "have nots". Saat itu, barang-barang (termasuk
pakaian) diciptakan secara massal, menimbulkan penggunaan bahan sintetis yang
mudah dicuci. Saat itu, menonton film merupakan hiburan yang paling populer.
Tak heran bila keglamoran industri film yang kerap diwakili oleh penampilan
para bintang film, menginspirasikan sejumlah model busana. Di antaranya bahan
bunga-bunga dan rok-rok yang panjang melambai. Selain itu, muncul model-model
glamor lain, seperti busana berpotongan panjang dan gently flowing,
bulu-bulu binatang, mantel tanpa lengan, selendang dan hiasan pita-pita.
Pada era ini, B.F. Goodrich mengenalkan pemakaian zipper (resleuting)
yang semakin populer dari masa ke masa. Dan penggunaan platform shoes
(itu lho, cikal bakal sepatu berhak super tebal, yang gemar dipakai oleh
si 'Baby Spice' Emma Bunton) juga pertama kali diperkenalkan oleh desainer
Salvatore Ferragamo.
Selain memunculkan fenomena sepatu "Spectator", dekade '20-an juga
menandai penggunaan bahan plastik sintetis bernama nilon, yang digunakan
sebagai bahan dasar stoking yang washable dan easy-care synthetic.
Di tahun ini, untuk pertama kalinya Amerika mengenal pakaian yang bersifat i>well-made,
well-cut dan well-priced.
--1940--
Menyusul keprihatinan yang membelit akibat Perang Dunia (PD) II, jumlah
material yang biasa digunakan di sejumlah garmen mulai dibatasi. Para desainer
dikenakan tugas patriotik untuk membuat baju yang pantas dipakai selama
bermusim-musim dengan bahan seminimal mungkin. Karena itu, rok mulai
diperpendek. Lipatan dan kancing dikurangi, dan saku-saku lenyap. Banyaknya
wanita yang menggantikan posisi pria di kantor-kantor, membuat busana pria
ditransformasikan menjadi busana wanita. Popularitas sepatu tumit tinggi
digantikan oleh sepatu tumit rendah yang lebih nyaman dikenakan untuk
beraktivitas. Hal ini berimbas pada reputasi Amerika yang--setelah PD II
berakhir, berkembang menjadi salah satu pusat sportswear terbesar di
dunia.
Pada era ini, muncul trend zoot suit (pakaian yang terdiri dari stelan
jaket-jaket berukuran super besar dan celana panjang baggy). Sebagai simbol
dari post-war freedom, muncul fenomena kaos-kaos warna terang dengan
gambar flora-fauna, buah-buahan dan wanita cantik. Garis-garis pada bikini
dibuat lebih seksi, terinspirasi dari percobaan nuklir di South Pacific at
Bikini Atoll. Pada akhir '40-an, para wanita mulai mencoba mengenakan rok yang
lebih panjang dan "penuh", plus blus-blus bergaris feminin.
--1950--
Terbebas dari tekanan selama PD II, fashion mulai menjadi lebih kreatif. Kaum
wanita masa ini menginginkan busana yang menonjolkan nuansa anggun, sophisticated
dan sex appeal mereka. Adalah Lana Turner yang memulai tren pointed
bras (bra kerucut, yang pernah dipakai Madonna dalam salah satu konsernya
di tahun 80-an) dan twin sets. Pada era ini, garis-garis seksi bikini
yang dinilai semakin seronok, mulai menciptakan polemik.
Berhubung semakin banyak rumah tangga yang memiliki TV-set, muncul ikon
kebudayaan pop James Dean yang memunculkan fenomena "teen rebel look".
Era ini juga mengawali eksistensi poodle skirts (rok berbentuk
"balon" yang ujungnya dihiasi aplikasi berbentuk anjing pudel),
sepatu sandal, Letterman's Jacket dan kacamata berbentuk mata kucing yang item
paling populer di sejumlah SMU. Pada era ini, untuk pertama kalinya, kaum tua
mengikuti tren mode yang diciptakan para kaum yang lebih muda.
Sejumlah bintang Hollywood juga menciptakan tren baru. Marlon Brando dan geng
"Rat Pack"-nya membawa demam topi bernama "motorcycle caps.
Saat itu, ikon "cantik" terbagi 2 kubu, kecantikan feminin yang
diwakili Jayne Mansfiled dan Marilyn Monroe, serta kecantikan ala Audrey
Hepburn dan Grace Kelly. (Put/ vintagetrends.com)
Bersambung: Bila fashion mulai 'bersemi' di era 50-an, maka 'ledakannya'
terjadi pada '60-an. Seperti politik dan isu-isu sosial, gaya berpakaian pun
terbagi antar-generasi. Fashion erat kaitannya dengan kebebasan memilih, yang
membuat kaum wanita membakar pointed bra mereka sebagai demonstrasi
ekspresi dari revolusi seksual.
No comments:
Post a Comment